Saat matahari mulai meninggi, ikan-ikan yang berada pada air yang dangkal dekat pinggiran sungai, akhirnya berenang pindah ke tengah sungai yang lebih dalam dan dingin. Sang Bangau yang tidak melihat ikan lagi, terpaksa harus puas dengan memakan siput kecil di pinggiran sungai.
Cerita ini mengajarkan anak untuk tidak bersikap angkuh, Bunda. Karena sifat ini hanya akan merugikan, baik orang lain maupun pada diri sendiri.
Dongeng sebelum tidur Kancil dan Buaya
Suatu hari, ada seekor kancil yang sedang berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena makanan di sekitar kediamannya telah berkurang, Sang Kancil pun pergi untuk mencari di luar kawasannya. Di tengah jalan, ia harus menyeberang sungai yang dihuni banyak sekali buaya besar yang sangat lapar. Kancil pun berpikir sejenak, lalu ia mendekat ke tepi sungai.
“Hai buaya, apakah kau sudah makan siang?” tanya kancil dengan suara yang dikeraskan.
Tak lama kemudian, munculah seekor buaya dari permukaan air, “Siapa yang berteriak siang-siang begini? Mengganggu tidur saja.”
“Hai kancil, diam kau! Kalau tidak, aku makan judi slot pulsa nanti kamu,” timpal buaya yang lain.
“Aku datang ke sini untuk menyampaikan pesan dari raja hutan, jadi janganlah kau makan aku dulu,” jawab kancil.
“Ada apa sebenarnya kancil, ayo cepat katakan,” kata buaya.
“Baiklah. Raja hutan memintaku untuk menghitung jumlah buaya yang ada di sini. Raja hutan hendak memberikan hadiah untuk kalian,” ujar kancil.
“Jadi sekarang, panggil semua temanmu,” lanjutnya.
Mendengar hal itu, buaya sangat senang dan langsung memanggil semua kawannya untuk berbaris berjajar di permukaan sungai. Namun, mereka semua ternyata hanya diperdaya oleh si kancil.
Dengan cerdik, si kancil langsung pergi setelah menghitung buaya terakhir di ujung sungai dan lolos dari cengkraman buaya yang lapar.
Kisah kancil dan buaya mengajarkan bahwa kecerdikan dapat mengalahkan kekuatan. Meskipun berada di situasi sesulit apapun. Meski begitu, berbohong juga tidak patut dibenarkan ya, Bunda.